No | Unsur | Tes Obyektif |
1. | Proses berpikir yang ingin diukur | Dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang proses berpikir tetapi lebih tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir ingatan, pemahaman dan penerapan. |
2. | Sampel materi yang ditanyakan | Dapat menanyakan banyak materi dalam satu waktu ujian |
3. | Penyusunan pertanyaan | Untuk membuat butir soal yang baik sukar. Untuk menyusun satu set tes memerlukan waktu lama. |
4. | Pengolahan hasil tes | Hasil tes dapat diolah dengan cepat dan obyektif. Ketetapan hasil pemeriksaan tinggi. |
5. | Jawaban siswa | Siswa hanya memilih jawaban yang telah disediakan oleh penulis soal. Dalam menjawab, siswa hanya mengingat, menginterpretasi dan menganalisis ide orang lain. |
6. | Pengganggu hasil tes | Kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan membaca dan menerka. |
Contoh soal tes obyektif
A. Butir soal yang mengukur proses berpikir ingatan
Contoh:
Luas empat persegi panjang dapat dihitung dengan menggunakan
rumus…
a. L = p x l
b. L = p + l
c. L = p : l
d. L = (p x l) : 2
Butir soal A di atas mengukur proses berpikir ingatan karena butir soal tersebut hanya meminta siswa untuk menyebutkan atau mengungkap kembali rumus luas empat persegi panjang yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran.
B. Butir soal yang mengukur proses berpikir pemahaman
Contoh:
Diketahui luas empat persegi panjang x cm2, panjang y cm dan lebar z cm. Jika panjang diubah menjadi 2y cm dan luas empat persegi panjang tetap x cm2, maka lebar empat persegi panjang tersebut adalah….
a. dua kali lebar semula
b. tetap seperti semula
c. setengah dari lebar semula
d. seperempat dari lebar semula
Butir soal B di atas tidak lagi mengukur proses berpikir ingatan tetapi sudah mengukur proses berpikir pemahaman. Dalam hal ini siswa tidak sekedar dituntut untuk mengingat kembali rumus luas empat persegi panjang tetapi harus memahami rumus tersebut. Dengan pengubahan pada salah satu variabel dalam rumus luas empat persegi panjang tersebut diharapkan siswa dapat memahami rumus tersebut.
Contoh:
Pak Anton mempunyai sebidang tanah dengan panjang 15 m dan lebar 10 m. Luas tanah Pak Anton adalah….
a. 25 m2
b. 50 m2
c. 75 m2
d. 150 m2
Butir soal C di atas meminta siswa untuk mampu menerapkan rumus luas empat persegi panjang dengan kondisi atau situasi baru, yang berbeda dengan kondisi atau situasi pada saat latihan penggunaan rumus tersebut selama proses pembelajaran.
Bagaimana Menulis Tes Obyektif?
Secara umum ada tiga macam tes obyektif:
1. Benar – Salah (B-S)
2. Menjodohkan
3. Pilihan Ganda
A. Tes Benar – Salah (True – False Item)
Pada umumnya tes benar-salah digunakan untuk mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan, misalnya: aksioma, definisi, teorema atau teori.
Contoh:
Petunjuk:
Lingkarilah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar atau S jika salah.
- B – S : Luas empat persegi panjang adalah panjang kali lebar.
B. Tes Menjodohkan (Matching Exercise)
Tes menjodohkan merupakan tes obyektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama merupakan pokok soal (premis) sedangkan kolom kedua adalah kolom jawaban (respon). Untuk mengurangi kemungkinan siswa dalam menebak maka jumlah jawaban pada kolom kedua dibuat lebih banyak dari jumlah pernyataan yang ada pada kolom pertama.
Petunjuk:
Kolom pertama | Kolom kedua |
…. 1. (50 : 2) + 5 …. 2. (0,5 x 40) + 2 …. 3. (24 + 9) – 7 …. 4. (40 : 8) x 4 |
|
C. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Tes obyektif pilihan berganda ini merupakan tes obyektif yang paling banyak digunakan di sekolah. Konstruksi tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian yaitu pokok soal (stem) dan alternatif jawaban (option). Satu di antara alternatif jawaban tersebut adalah jawaban yang benar (kunci jawaban) sedangkan alternatif jawaban yang lain berfungsi sebagai pengecoh (distractor).
- Melengkapi pilihan
Butir soal ragam ini tersusun atas pokok soal (stem) disertai
dengan alternatif jawaban.
Contoh:
Petunjuk:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
Pulau terpadat penduduknya di
a.
b. Jawa
c.
d.
- Hubungan antar hal
Dilihat dari sisi konstruksi tes, butir soal hubungan antar hal ini tersusun atas pokok soal yang terdiri dari dua pernyataan yang berdiri sendiri (independent) dan dipisahkan dengan kata sebab.
Contoh:
Petunjuk:
A. Jika pernyataan pertama benar, pernyataan kedua benar dan menunjukkan hubungan sebab akibat.
B. Jika pernyataan pertama benar, pernyataan kedua benar, tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.
C. Jika salah satu pernyataan tersebut salah.
D. Jika kedua pernyataan tersebut salah.
Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh
sebab
Kekurangan vitamin akan menyebabkan avitaminosis.
Dilihat dari sisi konstruksi, ragam soal ini tersusun atas pokok soal yang berupa pernyataan yang disertai dengan tiga atau empat buah alternatif jawaban.
Contoh:
Pilihlah:
A. Jika jawaban (1) dan (2) benar
B. Jika jawaban (1) dan (3) benar
C. Jika jawaban (2) dan (3) benar
D. Jika jawaban (1), (2) dan (3) benar
Vitamin A banyak ditemukan pada:
(1). Wortel
(2). Minyak ikan
(3). Jeruk