Bersyukur sudah menjadi suatu hal yang harus dilakukan oleh manusia yang normal bila mendapatkan kenikmatan (makna yang selalu positif). Dengan selalu bersyukur tentu kenikmatan akan bertambah (sudah jelas dan obyektif).
Disuatu hari di Sekolah Dasar Negeri diadakan acara perpisahan Kepala Sekolah (mengakhiri masa jabatan). Namun tidak jelas apakah acara tersebut merupakan suatu keharusan (diatur) atau hanya tradisi saja (yang mungkin negatif atau positif).
Dalam acara tersebut para orang tua murid dan beberapa pejabat di lingkungan dinas terkait. Nampak hampir semua pejabat yang diundang tersebut menampakkan diri, namun agak aneh orang tua murid yang semestinya lebih banyak yang hadir ternyata hanya ada beberapa gelintir saja (dapat dihitung dengan jari tangan, padahal dari jumlah lebih banyak).
Tidak mudah menebak apa yang ada dalam pikiran para orang tua murid, sehingga mereka tidak mementingkan untuk datang dalam acara perpisahan tersebut. Entah apa alasannya? Apakah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing? Apakah ada perasaan yang tidak jelas? Atau mungkin terkait dengan perjalanan kepala sekolah ketika menjabat? Tidak tahu.
Namun secara tidak disengaja, ada guru kelas yang bertanya kepada murid-muridnya. Pertanyaan sangat singkat, apakah kalian bersedih atau bersyukur dalam acara perpisahan kepala sekolah ini? Dengan serempak murid-murid menjawab, bersyukuuur!
Pantas banyak orang tua murid yang tidak hadir, mungkin reputasi, para murid malah bersyukur, tidak ada kesan yang tersimpan, gumam guru kelas dalam hatinya.
Rabu, 27 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar