Minggu, 28 Juni 2009

Tak Gendong Ke Mana-mana

Dibeberapa sekolah dasar, biasanya para siswa dilatih untuk belajar menabung, dari mulai siswa kelas satu sampai kelas enam. Kegiatan menabung dimulai dari awal tahun pelajaran untuk setiap tahunnya, sedangkan hasil tabungan tersebut baru dapat diambil menjelang kenaikan kelas.

Sudah barang tentu para siswa di sekolah tersebut berbeda-beda kemampuan (tingkat ekonomi) orang tuanya, maka jumlah uang yang ditabung juga bervariasi. Bagi orang tua siswa yang kaya dan mengerti, jumlah tabungannya akan sangat besar (katakanlah sehari dapat menabung 50000 ruapiah). Demikian pula sebaliknya, bagi orang tua siswa yang kurang mampu, mungkin dalam sehari paling besar dapat menabung hanya 5000 rupiah atau mungkin menabung tersebut tidak dilakukan setiap hari.

Biasanya uang tabungan tersebut dikumpulkan (dikelola) oleh guru kelas masing-masing untuk setiap kelasnya. Dalam hal ini guru kelas bertanggung jawab untuk memegang uang dan membagikannya bila saatnya tiba. Guru kelas harus berhati-hati sekali dalam memelihara tabungan para siswanya (mungkin godaannya sangat buuesar).

Ternyata tidak setiap guru kelas tahan terhadap godaan yang menghadang. Hal ini terjadi di suatu Sekolah Dasar Entah Brantah terlihat ketika menjelang tiba saatnya pembagian uang tabungan, beberapa guru kelas meminta agar jadwal pembagian tabungan diundur beberapa hari (kira-kira kenapa ya?, barangkali uangnya ditabung di Surya, di Yogya atau di warung-warung yang dekat dengan rumah). Namun ada dua guru di sekolah tersebut yang membagikan tabungan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Kedua guru tersebut serempak berkata, "emang, uang tabungan mereka selalu Tak Gendong Ke Mana-mana, haa..haa..haa".

Tidak ada komentar: